Tuhan tidak pernah menjanjikan perjalanan kita selalu mulus dan tenang. Bahkan Rasul Paulus pernah mengalami tiga kali karam kapal. Banyak orang menjadi kecewa waktu mereka melakukan hal yang benar tetapi mengalami penderitaan karenanya, tapi kita tidak perlu kuatir. Kesulitan yang muncul waktu Tuhan menempatkan kita di tempat di mana kita berada adalah persiapan untuk terjadinya mujizat.
Apakah mujizat itu? Apakah itu sekedar suatu peristiwa spektakuler untuk membungkam mulut para pengkritik? Banyak orang tidak menyadari mujizat justru pada saat sebenarnya mereka sedang melihat mujizat tersebut. Yesus memberi makan orang banyak dengan menggunakan bekal makan siang seorang anak kecil, Tetapi tidak lama kemudian orang-orang pandai dan terpelajar justru menuntut Yesus untuk menunjukkan sebuah mujizat! Yesus berkata bahwa orang seperti itu tidak akan percaya kalaupun mereka melihat orang mati dibangkitkan!
Pikiran kedagingan terlalu bodoh untuk menerima perkara-perkara dari Tuhan, tetapi cerdas sekali untuk merasionalisasikan semua pekerjaan Tuhan.
Mujizat adalah sebuah kata sederhana dalam Alkitab yang berarti “pekerjaan yang penuh kuasa.” Itu saja! Mujizat itu bukan sihir mitos Romawi yang tidak masuk akal. Mujizat adalah hal yang perlu dialami oleh orang percaya secara terus menerus. Kuasa Tuhan yang bekerja dalam setiap hari, 365 hari yang penuh mujizat dalam tiap tahunnya, atau 366 hari dalam tahun kabisat. Kita sering tidak menghargai betapa ajaib peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Tuhan menyembunyikan tangan-Nya. Tuhan tidak meniup terompet waktu Dia membuat rumput bertumbuh atau waktu Ia bekerja untuk kita.
Seringkali kita mendengar orang-orang Kristen menceritakan apa yang Iblis sedang kerjakan seolah-olah setan lebih aktif dari Tuhan. Mungkin setan memang lebih suka pamer untuk menarik impresi kita. Tetapi Tuhan langsung bekerja ke jantung persoalan, demi untuk memuaskan hati-Nya yang penuh kasih.
Mengapa ada begitu banyak orang Kristen yang baik tidak pernah mengalami kuasa mujizat Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka? Mereka duduk dengan setia di gereja, mendengarkan pengkhotbah terbaik.. berdoa..menangi…bahkan mengaku, “Tuhan, aku percaya.” Mereka mendengar Firman lalu mempercayainya, kemudian apa lagi? Mereka hanya duduk di sana, menunggu Yesus melakukan sesuatu dan berdoa, “Tuhan, kirimkan kuasa-Mu.” Dan Tuhan melewati perahu-perahu mereka….
Reinhard Bonnke
“Kalau engkau ingin mengalami mujizat, engkau perlu keluar dari perahumu dan berjalan mendekati Yesus di atas gelombang!”
Dia memanggil kita. Dia tidak berkata, “Tetaplah di situ, aku akan masuk ke dalam perahumu.” Yesus berkata, “Datanglah!” Apa? Di atas air? Ya! Di situlah mujizat itu terjadi.
Untuk melihat Tuhan “in action” maka kita juga harus “in action.” Jangan pedulikan dengan penganggu yang menggangu kita. Kita tidak boleh tinggal bersama dengan kelompok yang suka kenyamanan dan tidak mau tantangan. Karena mereka tidak menunjukkan ketaatan iman. Kita harus berani melompat keluar, karena Yesus memerintahkan kita untuk melakukan itu. Kita harus lebih taat pada pendapat Tuhan dari pada pendapat manusia, karena justru di laut yang bergelora itulah terletak mujizat kita.
Ketaatan itu seperti mencolokkan kepala kabel ke steker listrik kuasa Tuhan sehingga kuasa Tuhan bisa mulai bekerja. Ketaatan adalah sambungan final kita.
Smith Wiglesworth suatu saat mengatakan pada seorang pendeta tua konvensional yang ragu-ragu dalam bertindak seperti ini:
The Acts of the Apostles were written because the lives of the Apostles bore the fruit of active faith.
Biarpun kita diurapi tapi INISIATIF adalah sesuatu yang diperlukan juga. Lompatlah! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN – Mazmur 118:17.
Kekristenan adalah agama yang penuh mujizat atau tidak sama sekali.
Salah satu pengajaran dasar kekristenan adalah kebangkitan. Kalau tidak ada kebangkitan maka semua iman kita sia-sia. Kalau kebangkitan adalah suatu kebenaran, maka mujizat lain bukan hanya mungkin, tapi so pasti sangat mungkin!
Yesus mengatakan: Apa yang mustahil bagi manusia MUNGKIN bagi Allah! Mujizat itu bukan kemustahilan bagi Tuhan, tetapi kemustahilan bagi manusia. Sesuatu yang hanya Tuhan sendiri yang bisa kerjakan, berkenaan dengan mujizat. Kita seperti kran air yang menjadi saluran air untuk mengalir. Waktu kita menyatakan Firman Tuhan maka Tuhan sang pembuat mujizat akan melepaskan kuasanya.
Orang yang selalu mencari kehendak Tuhan akan ketinggalan dengan orang yang melakukan kehendak Tuhan. Merentangkan bulu domba seperti yang Gideon lakukan bisa menjadi alatnya iblis untuk mengalahkan kita. Kalau Yesus berkata, “Pergi!” mengapa Dia perlu ulang-ulang lagi kata-kata tersebut!
Minggu ini biarlah kita belajar untuk taat dan mengambil inisiatif sehingga kita bisa hidup di tengah mujizat-Nya Tuhan!